Keterampilan proses sains dalam pembelajaran
kimia merupakan kemampuan siswa untuk mengelola yang didapat dalam kegiatan
belajar mengajar kimia yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa
untuk mengamati peristiwa atau objek kimia, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil
perolehan dalam praktikum atau diskusi pada pembelajaran kimia.
Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran kimia
·
Mengamati (observing)
Melakukuan pengukuran data dengan menggunakan
inderanya, termasuk kedalamnya mengenal sifat objek, membandingkan secara
kualitatif dan kuantitatif objek atau peristiwa kimia, mendeskripsikan hasil
suatu interaksi, menggunakan instrument sebagai ekstensi dari indera. Misalnya,
Dihadapan siswa disediakan dua macam zat padat yang tersimpan dalam tabung
reaksi terpisah dan diberi label P dan Q. Siswa dituntut untuk dapat
menggambarkan keadaan fisik zat padat pada tabung P dan Q. Lalu kedua tabung
dipanaskan selama setengah menit, dan siswa pun diminta untuk dapat menuluskan
perubahan yang terjadi pada kedua tabung sesuai dengan pengamatannya.
·
Menafsirkan (interpreting)
Menarik kesimpulan dari data yang tercatat, termasuk
ke dalamnya menemukan pola hubungan dari seperangkat data yang dikumpulkan;
membedakan pernyataan yang menunjukkan kesimpulan dari pernyataan yang hanya
mendeskripsikan hasil pengamatan; memilih data yang menunjang suatu kesimpulan.
Misalnya, dalam menentukan hubungan antara amilase saliva dengan makanan yang
dimakan. Siswa diberi tabel sebagai berikut:
Kelompok
|
Makanan yang dimakan
|
Banyaknya amilase saliva
(ml)
|
A
|
Campuran berimbang (daging, sayuran, nasi)
|
101
|
B
|
Sebagian besar daging
|
22
|
C
|
Sebagian besar nasi
|
248
|
Amati hasil mengukuran di atas dan tentukan bagaimana hubungan
amilase saliva dengan makanan yang dimakan!
·
Meramalkan (predicting)
Memprediksi berdasarkan interpolasi dan ekstrapolasi,
memprediksi berdasarkan pola yang berulang-ulang. Misalnya, siswa diberi soal “sepotong
fospor disimpan di dalam labu. Massa labu dan isinya 205 gr. Sinar matahari
difokuskan pada fospor, hingga kemudian menyala dan mengeluarkan asap putih. Asap
tersebut kemudian larut dalam air secara perlahan. Setelah dingin, labu dan
isinya ditimbang kembali”.
Dari pernyataan siswa diminta untuk dapat meramalkan
massa labu setelah perlakuan. Apakah massa labu akan sama dengan massa awal
sebelum perlakuan, atau lebih berat dari massa awal, atau lebih ringan dari
massa awal.
·
Menggunakan konsep (using concepts)
Menggunakan generalisasi yang telah dipelajarinya pada
situasi baru atau untuk menerangkan kasus nyata dari peristiwa kimia yang
diamatinya. Misalnya, siswa diberi gambar sebagai berikut:
Paku yang telah diamplas dicelupkan setengahnya pada
air dalam gelas kimia, seperti pada gambar di samping. Pada paku bagian manakah
perkaratan akan terjadi? Berikan alasannya!
·
Merancang penelitian (designing investigation)
Merancang kegiatan penelitian yang dilakukan untuk
menguji hipotesis, yang meliputi pengenalan variabel-variabel: variabel
penelitian, variabel control, variabel bebas, variabel terikat; penentuan cara
pengamatan dan pengukuran apa yang perlu dilakukan;bagaimana menarik kesimpulan
dari hasil pengamatan. Misalnya, siswa ditugaskan menguji apakah warna merah
muda pada bunga mawar merupakan zat murni atau campuran. Siswa diberi beberapa
instruksi untuk melakukan penyidikan, dan siswa harus menata urutannya dengan
memberikan nomor.
- Menggerus pasir, aseton dan bunga mawar
- Menuangkan cairan merah muda ke dalam gelas kimia
- Menambahkan aseton tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
- Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring
·
Mengkomunikansikan (communicating)
Menyampaikan gagasan atau temuan kepada orang lain
secara lisan, laporan (verbal), maupun pictorial (grafik, bagan, diagram, dsb).
Misalnya, siswa diberi tabel:
Banyak pupuk
(kg)
|
Rata-rata tinggi tanaman
(cm)
|
10
|
7
|
30
|
10
|
50
|
12
|
80
|
14
|
100
|
12
|
RUBRIK
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES
PRAKTIKUM: Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
No
|
Aspek yang dinilai
|
Skor
|
Rubrik
|
1
|
Mengamati
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Membedakan
larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan menyala atau tidak menyala
lampu bila dihubungkan dengan arus listrik
· Membedakan
larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan ada atau tidak adanya
gelembung
· Membedakan
larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit berdasarkan nilai derajat
ionisasi yang ditunjukkan alat konduktometer
|
|||
2
|
Menafsirkan
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Menghubungkan
hasil –hasil pengamatan berupa nyala lampu atau gelembung gas dengan teori
yang relevan
· Menghitung
derajat ionisasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit
· Menghitung
nilai momen dipol dan konduktivitas suatu larutan untuk membedakan larutan
elektrolit dan nonelektrolit
|
|||
3
|
meramalkan
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Meramalkan
sifat larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan besar kecilnya
nilai konduktivitas, momen dipol, dan derajat ionisasi
· Membuat
hipotesis suatu larutan non elektrolit dapat berubah menjadi elektrolit bila
ditambahkan suatu asam atau basa atau garam
· Meramalkan
berapa kali tingkat penurunan larutan elektrolit kuat berubah menjadi
elektrolit lemah bilamana larutan tersebut diencerkan beberapa kali
|
|||
4
|
Mengkonsep
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Menghubungkan
konsep dasar yang telah dimiliki dengan hasil pengamatan
· Mengelompokkan
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit
· Menjelaskan
perbedaan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit dari
data pengamatan
|
|||
5
|
Merancang penelitian
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Menyusun
alat praktikum dengan benar
· Menentukan
apa yang akan diamati
· Melaksanakan
percobaan sesuai prosedur kerja
|
|||
6
|
mengkomunikasikan
|
4
|
Ada 3 aspek yang terpenuhi
|
3
|
Ada 2 aspek yang terpenuhi
|
||
2
|
Ada 1 aspek yang terpenuhi
|
||
1
|
Tidak ada aspek yang terpenuhi
|
||
· Menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis
· Menjelaskan
hasil pengamatan dengan baik
· Mendiskusikan
hasil percobaan dengan tepat dan jelas
|
keterampilan proses sains yang putri tuliskan apakah sudah mencakup padapendekatan saintifik
BalasHapusJelas sudah. Mengapa saya bilang sudah mencakup pada pendekatan saintifik? Nah kita bisa lihat pada tahapan proses pembelajarannya. Dimulai dari mengamati suatu objek pelajaran atau suatu kasus dalam kimia, kalau dr mengamati siswa diminta untuk menafsirkan dari data2 yg telah diamati. Nah dari situ siswa dituntut untuk meramalkan atau memprediksi kejadian ataupun membuat dugaan sementara. Lalu siswa harus mampu mengkaitkan data2 yang tercantum dengan konsep yg telah dipelajarinya (pengetahuan awal). Kemudian siswa merancang suatu penelitian utk membuktikan secara nyata. Terakhir siswa harus mampu dn diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil yg dia dapat dg baik, jelas dn tepat dn menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Nah dimulai siswa mengamati sampai tercipta suatu pemikiran rasa ingin tahu dg cara melalui tahapan2 proses tadi, maka keterampilan proses sains yg tercantum dalam blog sudah mencakup pada saintifik.
BalasHapusoke... berarti melalui keterampilan proses sains secara tidak langsung telah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu adanya kegiatan 5M dimana pada pembelajaran kimia sangat diperlukan pembelajaran melalui keterampilan proses sehingga dapat meningkatkan konsep dan daya berpikir kreatif siswa
BalasHapusKeterampilan proses akan sangat efektif jika diterapkan terutama pada pembelajaran yg berbasis praktikum. Akan lebih tampak hasilny
BalasHapus