Kamis, 23 Maret 2017

Penilaian Diri dan Refleksi dalam Pembelajaran Kimia

Penilaian Diri dalam Pembelajaran Kimia

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri berhubungan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mempelajari materi kimia. Penilaian diri dapat juga diartikan kegiatan untuk memonitor tingkat penampilan atau performansi, kemampuan, prilaku dan strategi yang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi suatu tugas yang diberikan atau dilakukan. Selain itu penilaian diri mencakup dapat tiga domain yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Misalnya setelah mempelajari materi koloid, siswa menilai dirinya sendiri sejauh mana konsep pemahaman terhadap materi koloid yang dikuasainya. Siswa menganalisa kemampuan dasar yang telah dimilikinya dan melakukan perbaikan terhadap konsep koloid yang kurang dikuasainya.

Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5) Pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Refleksi Diri
Proses melihat kembali pengalaman belajar untuk mengidentifikasi apa yang telahdipelajari, apa yang belum dikuasai (learningneeds) serta rencana pengembangan diri selanjutnya berdasarkan learning needs yang telah diidentifikasi  dalam belajar kimia
Tahap melakukan refleksi diri oleh Siswa
1.   Tentukan satu pengalaman belajar yang berharga/berarti/signifikan. Misalnya siswa tertarik dengan materi koloid oleh karena itu siswa termotivasi untuk mempelajari.
2.     Analisis pengalaman tersebut. Misalnya konsep dalam pembelajaran koloid yang telah dimilkinya dibuktikan melalui percobaan di laboratorium.
3.  Usahakan untuk memasukkan bukti eksternal terhadap lessons learned yang telah ditentukan dalam proses refleksi diri. Misalnya siswa telah memahami sifat-sifat koloid, maka siswa melakukan berbagai pengujian terhadap pembuktian sifat koloid melalui percobaan.
4.      Sertakan pula bukti dari pengalaman yang dijadikan titik mula proses refleksi diri.

2 komentar:

  1. jika setelah pembelajaran selesai kemudian guru melakukan penilaian diri terhadap siswa dan ternyata hampir semua siswa menyatakan kurang memahami materi yang telah diajarkan guru tersebut, menurut putri bagaimanakah guru tersebut menyikapi kondisi ini

    BalasHapus
  2. terlebih dahulu guru harus mengkoreksi dari segi diri guru itu sendiri, bertanya pada diri sendiri "apa yang membuat siswa kurang memahami materi yang diajarkan?" lalu guru mengoreksi bagaimana penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan, kemudian guru mengoreksi lagi bagaimana cara penyampaian materi kepada siswa. Setelah guru mendapatkan jawaban atas pertanyaan terhadap dirinya sendiri barulah guru bisa mengoreksi dan mencari tahu sebab dari segi siswa.

    BalasHapus