HOTS (Higher Order Thinking Skill) adalah Kemampuan
berpikir yang tidak sekadar
mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk tanpa melakukan pengolahan.
Adapun karakteristik
dari HOTS sebagai berikut:
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi, meminimalkan
aspek ingatan atau pengetahuan. Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi seperti menemukan, menganalisis, menciptakan metode
baru, mereflksi, memprediksi, berargumen, mengambil keputusan
yang tepat;
2.
Berbasis permasalahan kontekstual;
3.
Menggunakan bentuk soal beragam.
v
Dimensi proses kognitif HOTS
a.
Menganalisis dalam kimia
Menggunakan
keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum
diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara
satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen
yang lebih jelas. Misalnya siswa
diharapkan dapat menentukan karakteristik asam basa dalam suatu praktikum. Siswa
dapat menentukan karakteristik sifat dari senyawa apa saja yang diperlakukan
sebagai bahan praktikum berdasarkan hasil percobaan yang didapat dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah diperoleh pada pembelajaran
sebelumnya.
b. Mengevaluasi dalam kimia
Kemampuan menilai
suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria (menilai suatu ide, kreasi, cara, atau
metode). Misalnya siswa dapat menilai bahwa air jeruk
adalah salah satu contoh asam. Hal ini dapat diketahui dari sifat air jeruk
yang dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan mengubah warna
kertas lakmus merah menjadi biru dari hasil percobaab yang telah dilakukan.
c. Mencipta atau menyusun konsep dalam kimia
Membuat
sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan
satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya. Misalnya dalam percobaan asam basa yang menggunakan
berbagai indikator yang dikatakan ketersediaan terbatas. Nah siswa dapat
membuat indikator alami dari ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti
indikator sintesis yang ketersediaannya terbatas.
Keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam kimia
Berfikir Kritis dalam kimia adalah berfikir yang
memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau
masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan
menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang
diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam
sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. Misalnya siswa melakuakan
percobaan mengenai materi asam basa, dengan bahan air jeruk dan air sabun. Dari
percobaan siswa diharapkan dapat menentukan karakteristik asam basa dari kedua
bahan yang digunakan berdasarkan hasil percobaan yang didapat dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah diperoleh pada pembelajaran
sebelumnya. Siswa
dapat menilai bahwa air jeruk adalah salah satu contoh asam dan air sabun
adalah contoh dari basa. Hal ini dapat diketahui dari sifat air jeruk yang
dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan mengubah warna kertas
lakmus merah menjadi biru dari hasil percobaab yang telah dilakukan.
Berfikir Kreatif dalam kimia sifatnya
orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah
sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan
ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir
kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menghasilkan
akhir yang baru. Misalnya, dalam praktikum menentukan suatu senyawa asam ataupun
senyawa basa, siswa dapat membuat indikator alami dari ekstrak tumbuh-tumbuhan
sebagai pengganti indikator sintesis yang ketersediaannya terbatas.
Teknik Penulisan Butir HOTS dalam kimia
v Perhatikan
cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap jenjang SMP atau
SMA (kurikulum kimia).
v Perhatikan
beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan diturunkan menjadi indicator dan tujuan
sesuai dengan karakteristik HOTS kimia.
v Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan
atau kemampuan dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan
kimia.
v Dianjurkan
untuk menyediakan berbagai macam data kimia (kualitatif,
tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan bacaan,
hasil observasi, dll) sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS.
v Berbagai
macam data kimia yang
disediakan seharusnya memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada hokum dasar kimia sehingga
dapat diolah lebih lanjut.
v Menulis contoh soal
HOTS tentang
kimia
tingkat pemikiran dengan level HOTS memang sangat diperlukan terutama bagi pendidikan di indonesia yang sekarang menggunakan kurikulum 2013, dimana pada kurikulum tersebut siswa harus aktif dalam pembelajaran.Pada tulisan ini mengenai HOTS dalam pembelajaran kimia,apakah ada cara yang efektif dan metode tertentu sehingga siswa dapat berpikir HOTS
BalasHapusHOTS sebenarnya sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia. Karena siswa tidak sampai dilevel mengingat (hapalan) atau hanya sekedar mengetahui saja. Cara yg telah tertulis dalam blog mengenai proses HOTS, dipandang cukup efektif dalam pembelajaran kimia. Jadi siswa dituntut dapat menganalisis apa yg menurut si siswa paham dlm pembelajaran. Lalu dr situ siswa akan mulai berpikir kritis dn tahap selanjutny berpikir kreatif. Guru disini dapat membantu utk memandu siswa dalam hal berpikir tersebut. Jdi disini guru harus membawa siswa menuju pemikiran level HOTS sehingga siswa mampu. Bukan stop di MOTS ataupun hanya sekedar di LOTS. Semua itu harus didasarkan oleh guru yg mendorong. Agar siswa tertarik dn ingin.
BalasHapusnamun pada kenyataan, masih sulit untuk menerapkan pembelajaran yang memerlukan tingkat berpikir HOTS pada siswa dikarenakan kurang siapnya siswa dalam menerima model pembelajaran yang menuntut untuk dapat pada pemikiran level HOTS. menurut putri apa saja yang perlu dibenahi baik dari segi siswa khususnya, guru dan sistem pendidikan
BalasHapusBetul sekali kak, penerapan pembelajaran yang berpacu pada tingkat berpikir HOTS masih sangat sulit. Apa yang menyebabkan hal tersebut sulit? Jawabannya adalah karena siswa belum pernah dicoba untuk berpikir tingkat tinggi. Selama ini guru sebagai fasilitator sekaligus berperan penting dalam pembelajaran menuntut siswa dapat berpikir krisis dan kreatif (level HOTS) namun hanya sampai pada penganalisisan umum saja. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jadi selama ini siswa hanya sebatas berpikir dalam kategori mengingat, memahami sesuai apa yang tertulis di buku, menulis reaksi-reaksi yang masih umum dengan contoh awam dan menganalisis yang termasuk umum juga. Menurut saya yang perlu dibenahi agar siswa dapat dikategorikan siap atau mampu ketingkat berpikir dalam level HOTS (menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan dalam kategori berpikir krisis dan kreatif) yaitu, terlebih utama yang harus dibenahi adalah guru, guru harus memiliki tuntutan terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian guru harus mampu mendorong atau pembiasakan siswa untuk dapat bernalar dan berpikir khusus bukan sekedar umum. Memberikan pembelajaran yang memiliki kaitan luas bukan hanya terkait pada buku. Dari hal yang telah dibiasakan oleh guru kepada siswa, siswa akan mulai sedikit demi sedikit siap dan mampu naik ketingkatan berpikir HOTS. Memang akan sulit bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah, akan tetapi kebiasaan akan memotivasi siswa untuk berpikit tinggi, siswa yang memiliki pola pikir rendah akan berusaha sedikit demi sedikit mengikuti pembelajaran yang telah dibiasakan oleh guru.
BalasHapusya,, untuk mengubah pola pandang dan kebiasaan yang selama ini dilakukan memang perlu usaha yang kuat dan tidak mudah.. perlu dilakukan pembiasaan sejak dini dengan melatih anak untuk berpikir kreatif sehingga proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi lebih kepada pada siswa
BalasHapus